Rasululloh Muhammad SAW pernah menyampaikan sesuatu kepada sahabatnya Abu Bakar Ashiddiq, “La tahzan, Innalloha Ma’ana ; Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.“
Apabila Allah sudah bersama kita, maka ujian adalah kebaikan. Dari masalah yang timbul dalam kehidupan kita selayaknya kita terima dan syukuri atas bentuk ibadah kita kepada Allah sebagai rasa terima kasih karena kita telah menjadi hamba yang terpilih.
Kalau kita menjadi bagian dari hamba yang terpilih untuk mendapatkan ujian hidup haruskah kita berharap bantuan dari orang juga untuk sekedar mendapat partisipasi agar melihat kita timbul rasa prihatin ? Na’udzubillah!
Semua perintah dan larangan yang ditetapkan Allah adalah bagian dari nikmat-Nya buat manusia. Tujuannya semata–mata adalah untuk membuat manusia menjadi mulia disisi-Nya secara fitrah.“
Manusia yang mengingkari fitrahnya maka terasa jiwanya kering dan kosong. Manusia seperti itu akan selalu merasa haus dan haus oleh duniawi. Yang ada dalam tujuan hidupnya adalah kebutuhan duniawi. Manusia seperti itu tidak pernah menyadari bahwa hidupnya tidak lebih menyiksa dirinya sendiri. Hanya kelelahan yang akan ditemui di ujung perjalanan hidup yaitu kematian.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hambanya. Jangan kita panik terhadap masalah yang timbul sehingga membuat kita seolah-olah berada ditengah terjangan badai kehidupan dan akhirnya dalam keputus asaan kita malah membenamkan diri kedalam jurang laut. Akankah kita lupakan Sang Pemilik alam ini ?
Disaat kondisi kritis dalam tekanan kehidupan sebagai seorang beriman seharusnya kita pasrahkan sepenuhnya pada keputusan Allah SWT. Letakkan masalah demi masalah kedalam bagian dari iman kita kepada Allah SWT. Berikan pemahaman yang mendasar pada ego kita agar mampu menyiasati diri pada sebuah rasa syukur. Karena kita tidak dapat menduga apa rencana Allah dibalik semua ini. Kita juga tidak tahu karena bisa jadi masalah yang timbul karena kelalaian kita dalam menjalankan syareat agama dan membiarkan iman dalam kesesatan. Dan itu diwujudkan kedalam sebuah permasalahan supaya kita menyadari kekeliruan dan segera memperbaiki iman. Selayaknya kita berbaik sangka bahwa semuanya terjadi pertanda Allah mencintai kita. Dan buktinya hanya kita yang dipercaya menerima masalah dan menyelesaikan secapatnya.
Jangan sekali-kali mengabaikan kasih sayang Allah melalui jalan yang tidak sesuai dengan hati kita dengan perilaku yang mengarah kekufuran., marah, mengumpat, sedih, bertindak anarkish sampai pada titik akhir putus asa dan menyakiti diri sendiri dengan bunuh diri. Na’udzubillah. Coba kita belajar menata hati sedikit demi sedikit. Memang tidak mudah tapi apa salahnya kalau kita mencoba kebaikan mulai sekarang. Mumpung kita masih diberi waktu menghirup oksigen. Dan semua organ didalam tubuh kita masih berfungsi. Bagaimana caranya ? Sederhana saja yaitu,”
SABAR “.
Sabar adalah sebuah kata sederhana namun mampu membuat sipemilikjiwa lebih bisa menerima kenyataan walaupun kepahitan itu dipaksakan untuk menjadi manis agar lidah bisa menerima dan kalau udah sampai kedalam perut dan mengalirkan keseluruh tubuh maka kepahitan itu berubah menjadi kesehatan dan kekekalan jiwa yang hakiki. Subhanallah.
Sabar dalam menerima ujian, sabar dalam mengelolah hati dan jiwa,serta sabar dalam menerima segala keputusan Allah memang berat dan sulit. Landasan utama adalah IKHLAS. Seberat apapun ujian apabila kita mampu menerima dan menjalankan dengan penuh keikhlasan akan terasa ringan dan mudah. Sehingga kita tidak merasa terbebani ujian dalam menjalankan roda kehidupan ini. Melebur ego dan sedih menjadi sebuah ketulusan yang luas. Jangan membuat pembanding dan main hitung-hitungan kepada Allah seolah-olah kita sudah merasa menjadi seorang hamba yang beriman. Sehingga melalui kesempurnaan akal yang kita miliki lantas kita membuat eksperimen diluar kewajaran. Na’udzubillah!
Kita bersihkan jiwa dan hati kita dari penyakit hati. Karena tanpa kita sadari penyakit hati dapat menggerogoti seluruh organ kita. Dan harus kita waspadai sebagai bentuk pengamanan terhadap nilai keimanan kita kepada Allah adalah dengan menciptakan suatu pemahaman nilai keimanan dengan cara mengaplikasikan keadalam kehidupan kita sehari-hari dengan cara membuat management hati. Kalau kita ingin kehidupan kita bahagia dunia dan akherat kita buat Management Hati secara sederhana dan bisa dilakukan dengan cara :
1. Pusatkan pikiran kita sepenuhnya kepada Allah SWT.
2. Saat Masalah itu hadir terimalah dengan lapang dada dan jalani sekuat tenaga. Jangan pernah mengeluh kepada siapapun kecuali kepada Allah SWT.
3. Berusalah untuk selalu bersikap tenang dan sabar sambil mencari solusi / jalan keluarnya.
4. Jangan larut terlalu dalam pada satu masalah yang timbul, dan berilah kesempatan otak kita menikmati ketenangan agar bisa berfikir dengan jernih dalam mengambil sebuah keputusan.
5. Lupakan sebentar masalah dan ganti suasana menjadi sedikit lebih rileks sekedar meringankan beban pikiran.
6. Pada batas ketidakmampuan kita untuk menemukan jalan keluar carilah orang yang bisa dipercaya untuk diajak diskusi.
7. Berlakulah jujur dan sehat untuk penyelesaian masalah.
8. Hindari konflik seminimal mungkin apabila masalah yang timbul melibatkan orang lain.
9. Bersihkan diri dari segala penyakit hati diantaranya, marah / emosi yang berlebihan, dendam, putus asa dan banyak mengeluh. Karena sikap seperti itu pemicu penyakit hati kronis. Na’udzubillah.
10. Pasrahkan semuanya kepada Allah SWT pada ujung jiwa . Dan berbaik sangkalah kepada-NYA.
demikian semoga kita bisa menemukan kebahagiaan yang nyata kedalam kehidupan kita dan menyematkan kelubuk sanubari kita yang paling dalam. Semoga limpahan Rahmat Allah SWT senantiasa tercurah kepada kita semua. Amin. Ya robbal alamiin.
sumber bacaan : Diary ari darwaty