Aisha... ya, dia adalah seorang gadis yg luar biasa menurutku. Selama berteman dengannya, ia seperti sinar yg snantiasa menerangi hidupku. Ia adalah sosok wanita yg tak pernah mengeluh dan tak pernah menyerah ketika menghadapi sebuah masalah. Bahkan, ia sering memberikan nasihat dan masukan kepada siapapun yg memintanya, termasuk diriku.
Aisha... Sudah sekian lama kubersahabat dengannya, sedari kecil, mulai dari SD sampai dengan SMK. Tak terasa sudah banyak berlalu kisah perjalanan dan manis getir hidup kami. Hmmm,,, ingin rasanya diriku tersenyum ketika mengingat kami pernah dihukum guru ketika di sekolah dulu, kami pernah disuruh menjawab soal bahasa Inggris oleh seorang guru yg terkenal sangat killer dan menyebalkan menurutku. Karena hampir 90% murid di kelas kami tidak bisa menjawab soal tersebut, akhirnya kami dihukum dengan lari berkeliling lapangan sekolah sebanyak 10 kali putaran... huhhh... ngos-ngosan jg, capek, bete, sebel yg ada dan berkecamuk di otak kami. Itulah kisahku bersama Aisha yg sama2 kena hukum...
Aisha... Ku teringat bahwa ketika kau lulus SD, kau memimpikan masuk pesantren di Balikpapan, sebuah pesantren besar dan terkenal, yakni Pesantren Hidayatullah.. Kulihat kau menangis meraung-raung ketika harapan dan mimpimu tak kau jumpai karena orang tuamu sama sekali tak menyetujui mimpimu itu dengan dalih bahwa mereka tak mampu berpisah jauh dengan dirimu. Akupun merasakan kesedihanmu yg teramat sangat. Pasti kau sangat sedih dan kecewa karena orang tuamu tak menghendaki impianmu kan teraih.
Aisha... Dengan berbekal sekolah umum yg bukan menjadi impianmu, kaupun tetap bersemangat membangun mimpimu dengan bersungguh-sungguh belajar sampai akhirnya kau lulus di sebuah SMP negeri. Dan akhirnya kau pun masuk di sebuah sekolah menengah kejuruan yg telah menjadi pilihan kedua orangtuamu. Namun, kaupun tetap kelihatan bersemangat dan bersungguh-sungguh. Aku snantiasa menemanimu dan bersamamu karena akupun masuk selalu sekelas denganmu. Memang, ini adalah sebuah persahabatan yg sangat indah.
Aisha... saat pertengahan semester kelas 1, kau mengatakan sebuah perkataan yg berat kepadaku. Kau ingin berjilbab.. "Dughh.... Aisha... kita ini di sekolah negeri, bukan swasta atau sekolah keagamaan, please Aisha, aku belum siap". Itu yg kukatakan padanya. Namun, Aisha hanya melempar seulas senyum padaku dan berkata, "Nad, kita ini hidup hanya sekali, dan diberi kesempatan pun hanya sekali. Saat ini, Allah sudah memberikan banyak sekali pelajaran berharga pada kita, walaupun kita tak pernah sekolah di sekolah yg kurikulumnya optimal tsaqofah keislamannya. Oleh karena itu, kita kudu cari ilmu Allah itu di tempat lain yg sudah Allah siapkan untuk kita." Itulah yg Aisha katakan padaku. Aku pun hanya terdiam membisu dan tak mampu berkata sepatah katapun padanya. Memang, kuakui, di SMK kami ada kegiatan kerohisan putri yg merupakan pelajaran ekstrakurikuler pilihan bagi murid saat kami kelas 1. Dan aku melihat Aisha memang sangat tekun, bukan hanya aktif dalam kegiatan kerohisan, ia jg sering mengajakku ke perpustakaan daerah. Ia sering mengajakku berdiskusi seusai membaca buku-buku di sana. Dan yg membuatku tak habis berpikir, terkadang kulihat ia mengambil kitab Injil dan membacanya di perpustakaan itu. Dan aku pun tak tahu apa sesungguhnya mau Aisha. Aku hanya asik dengan buku bacaanku saja.
Aisha... akhirnya di hari Selasa yg cerah, kau ikrarkan jilbab pada dirimu dan hatimu.... Teduh... itu yg kurasakan saat memandangmu, dalam kesungguhan harapan dan impian, kutahu menutup aurat itulah salah satu impian diantara berjuta impianmu yg lain... Di pertengah semester kelas 1 SMK itulah seluruh sahabat sekelas dan hampir 1 sekolah memberikan selamat dan mendoakanmu dengan hijab yg kau kenakan saat itu.... Alhamdulillaah, itulah seuntai katamu yg terucap lirih terdengar di telingaku..
sumber: dari FB.Cahaya Hati Keimanan